Jika membaca artikel 5 Langkah Menjadi Trader Sukses tentu Anda tahu bahwa hanya sedikit trader yang bisa berhasil. Yang tidak berhasil, merugi, dan akhirnya berhenti menjadi trader. Walaupun tidak tahu angka pastinya, saya menduga bahwa banyak trader yang menghabiskan modalnya, mendapat surat cinta dari broker alias margin call, sebelum terpaksa menutup akunnya. Tanpa disadari banyak trader melakukan berbagai cara trading yang justru mempercepat habisnya modal yang dimilikinya. Artikel ini akan membahas hal apa saja yang bisa membuat trader cepat bangkrut. Tentu saja tujuan penulisan artikel ini adalah supaya Anda tidak ikut melakukannya.
9 Cara Ampuh Menjadi Trader Bangkrut
Banyak trader legendaris seperti Jesse Livermore, Nicolas Darvas, George Soros, dan Richard Dennis kehilangan banyak uang sebelum mereka berhasil menjadi trader sukses. Kita juga bisa melakukan berbagai kesalahan dalam trading. Bagaimanapun melakukan kesalahan adalah manusiawi. Yang perlu diingat adalah kesalahan tersebut harus segera diperbaiki, tidak fatal sehingga tidak menyebabkan kita kehilangan seluruh modal.
Sebagai trader kita harus mempertahankan modal. Tugas utama trader sebenarnya bukan melipatgandakan modal, tapi lebih pada bertahan (survive). Trader yang bangkrut alias kehabisan modal tidak akan bisa apa-apa lagi. Gimana mau trading, kalau modal saja tidak ada.
Berikut adalah 9 cara ampuh untuk menjadi trader bangkrut:
1. Tidak punya skill memadai
Ini penyebab utama banyak orang yang bangkrut gara-gara trading. Awalnya tidak tahu apa-apa, kemudian dibujuk sales broker untuk trading forex, emas, indeks atau komoditas. Kemudian diajari trading secara ngawur. Padahal trading forex, emas, indeks, komoditas itu jauh lebih berisiko daripada saham. Untuk pemula sebenarnya lebih disarankan trading saham. Kalau tidak punya pengetahuan, langsung nekat trading di forex, emas, indeks, atau komoditas, ujung-ujungnya modal langsung habis dalam sekejab.
2. Trading tanpa sistem
Setiap trader seharusnya melakukan trading dengan perencanaan, panduan, yang dinamakan sistem trading. Trading tanpa panduan akhirnya hanya akan mengandalkan emosi, feeling, atau saran orang lain. Akhirnya akan lebih banyak melakukan kesalahan yang mengakibatkan kerugian lebih banyak.
3. Menggunakan modal atau margin terlalu besar
Membuka posisi trading dengan jumlah uang yang besar itu seperti pisau bermata dua. Kalau untung, hasilnya banyak. Kalau rugi, jumlahnya juga banyak. Trader yang serakah, biasanya menggunakan modal terlalu besar. Semakin besar modal yang digunakan akan membebani emosi, membuat trading semakin berisiko karena menggunakan uang melebihi kemampuan
4. Trading melawan trend
Banyak trader trading secara agresif melawan trend. Padahal trading melawan arus itu lebih susah. Akibatnya lebih banyak kemungkinan rugi daripada profit
5. Merasa lebih pintar daripada pasar
Trader seringkali merasa lebih cerdas daripada pasar. Ia merasa begitu istimewa hingga dapat memprediksi masa depan. Pada waktu pasar memberi pelajaran, itulah saat modalnya habis.
6. Bersikeras pendapatnya benar
Trader bisa menjadi keras kepala terhadap analisisnya. Saat merugi, ia biasanya tetap ngotot mempertahankan posisinya. Efeknya rugi semakin besar hingga menghancurkan seluruh modalnya
7. Menambah posisi yang merugi, tapi melepaskan posisi yang memberikan keuntungan
Kebiasaan trader yang menambah posisi yang merugi, tapi buru-buru melepaskan posisi yang memberikan keuntungan hanya akan merugikan. Hasilnya kalau untung cuma seuprit, kalau rugi segajah.
8. Tidak mau cut loss
Trader yang tidak mengakui kesalahan biasanya melakukan kesalahan lain yang lebih fatal: tidak mau cut loss. Ia bertahan dan baru menyerah saat modalnya habis.
9. Mengikuti pakar trading palsu
Banyak trader ingin cepat kaya, akibatnya mereka mengikuti pakar trading palsu. Nah, pakar trading palsu ini biasanya berjualan seminar atau metode trading yang diklaim selangit. Misalnya mengklaim bisa win 100% loss 0%. Trader yang tertipu pakar trading palsu ini dengan setia mengikuti cara trading yang diklaim selangit tersebut, berharap uang 100 juta jadi semilyar, ternyata malah menjadi 1 juta.